Belajar dari Rumah Ibadah: Mahasiswa SAA Kunjungi Gereja Katolik untuk Perkuat Toleransi

BANJARMASIN – Dalam rangka memperluas wawasan keagamaan dan memperkuat sikap toleransi antarumat beragama, sekelompok mahasiswa Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin melaksanakan kegiatan studi kunjungan ke Gereja Katolik (Gereja Katolik Paroki HYYMK) pada Sabtu, 13 (9, 2025). Kegiatan ini merupakan program kerja yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) SAA. Kunjungan dan Sambutan Pihak Gereja.
Kunjungan ini merupakan program hmj SAA yang melibatkan mahasiswa angkatan 2023, 2024, dan 2025 yang memiliki tujuan untuk memahami praktik keagamaan, nilai-nilai spiritual, serta peran sosial Gereja Katolik dalam masyarakat. Kunjungan diawali dengan sambutan hangat dan pemaparan materi yang disampaikan oleh Romo Simon Edy Kabul Teguh Santoso. Romo Simon menjelaskan sejarah singkat gereja, struktur kelembagaan, serta fungsi gereja yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembinaan iman dan kegiatan sosial. Mahasiswa mendapatkan pemaparan mendalam mengenai tata peribadatan dalam Gereja Katolik, makna sakramen (seperti Ekaristi), serta simbol-simbol keagamaan yang digunakan dalam liturgi.
Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga diisi dengan sesi dialog interaktif yang terbuka dan penuh saling menghormati. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya langsung mengenai ajaran, tradisi, serta pandangan Gereja Katolik terhadap isu-isu sosial seperti kemanusiaan, pendidikan, dan perdamaian. Diskusi ini mencerminkan semangat dialog lintas iman yang menjadi fokus utama Program Studi SAA.
Salah satu mahasiswa peserta, Nazril, menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini.
“Kunjungan ini memberikan pemahaman bagi mahasiswa betapa pentingnya membentuk karakter dan sikap terhadap keberagaman agama di masyarakat. Bagian dari program ini menawarkan kesempatan yang berharga bagi mahasiswa/mahasiswi untuk belajar tentang toleransi dan keberagaman agama,” ujar Nazril.
Melalui studi kunjungan yang bersifat kontekstual ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik tentang teologi Katolik, tetapi juga mengembangkan sikap empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman agama di Indonesia.
Kegiatan yang diinisiasi oleh HMJ SAA ini menjadi salah satu upaya konkret dalam membangun pemahaman lintas agama serta memperkuat nilai kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengalaman seperti ini diharapkan dapat terus menjadi bagian integral dari kurikulum pembelajaran SAA.
