Mahasiswa Studi Agama-Agama Semarakkan Acara GUSDURian Banjarmasin dalam Silaturahmi Keagamaan Membersamai Alam

Mahasiswa Program Studi Studi Agama-agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin menghadiri kegiatan Silaturahmi Keberagaman: Adil dan Setara dalam Membersamai Alam dan Lingkungan yang diselenggarakan oleh GUSDURian Banjarmasin di Vihara Dhammasoka pada hari Jum’at, 23 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan lintas iman yang mempertemukan berbagai komunitas keagamaan di Banjarmasin. Melalui dialog dan refleksi bersama, para peserta diajak untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan membangun semangat kebersamaan dalam menjaga bumi sebagai rumah bersama.
Dialog Lintas Iman tentang Alam dan Kemanusiaan
Dalam suasana hangat dan terbuka, para peserta berdiskusi mengenai nilai-nilai ajaran agama yang menekankan pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam. Dari perspektif Buddha, manusia memiliki peran sebagai Loka Vala, yakni pelindung bumi. Tanggung jawab ini dijalankan melalui dua nilai moral utama, yaitu Hiri (rasa malu berbuat jahat) dan Ottapa (rasa takut terhadap akibat buruk dari perbuatan jahat).
Nilai-nilai tersebut ternyata sejalan dengan ajaran agama lain, termasuk Islam, yang juga menekankan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Dialog ini memperlihatkan bahwa meskipun berbeda tradisi, semua agama memiliki visi yang sama: menjaga kelestarian alam sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Belajar Hidup Selaras dengan Alam
Para peserta juga mendalami ajaran Buddha tentang keselarasan manusia dengan alam semesta. Ajaran seperti Pratītyasamutpāda (saling ketergantungan segala hal) mengajarkan bahwa kerusakan alam akan berdampak pada seluruh kehidupan. Karena itu, setiap tindakan manusia, sekecil apa pun, memiliki konsekuensi terhadap keseimbangan lingkungan.
Selain berdiskusi, peserta juga diajak melakukan refleksi dan meditasi sederhana sebagai cara untuk menenangkan batin, menumbuhkan kesadaran diri, dan merasakan hubungan spiritual dengan alam. Dari kegiatan ini, muncul kesadaran bahwa menjaga lingkungan tidak hanya soal tindakan fisik, tetapi juga praktik spiritual yang berakar pada nilai moral dan empati terhadap sesama makhluk hidup.
Menumbuhkan Toleransi dan Kesadaran Ekologis
Kegiatan GUSDURian ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk belajar langsung tentang dialog antaragama dan kolaborasi lintas keyakinan dalam menghadapi isu lingkungan. Pesan yang dibawa sederhana namun mendalam: bumi adalah tanggung jawab bersama, dan menjaga alam adalah bentuk nyata dari spiritualitas yang hidup.
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari melalui kegiatan semacam ini terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi insan beriman yang terbuka, toleran, dan aktif membangun harmoni antara manusia, agama, dan alam.

Mahasiswa Studi Agama-Agama Semarakkan Acara GUSDURian Banjarmasin dalam Silaturahmi Keagamaan Membersamai Alam

Mahasiswa Program Studi Studi Agama-agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin menghadiri kegiatan Silaturahmi Keberagaman: Adil dan Setara dalam Membersamai Alam dan Lingkungan yang diselenggarakan oleh GUSDURian Banjarmasin di Vihara Dhammasoka pada hari Jum’at, 23 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan lintas iman yang mempertemukan berbagai komunitas keagamaan di Banjarmasin. Melalui dialog dan refleksi bersama, para peserta diajak untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan membangun semangat kebersamaan dalam menjaga bumi sebagai rumah bersama.
Dialog Lintas Iman tentang Alam dan Kemanusiaan
Dalam suasana hangat dan terbuka, para peserta berdiskusi mengenai nilai-nilai ajaran agama yang menekankan pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam. Dari perspektif Buddha, manusia memiliki peran sebagai Loka Vala, yakni pelindung bumi. Tanggung jawab ini dijalankan melalui dua nilai moral utama, yaitu Hiri (rasa malu berbuat jahat) dan Ottapa (rasa takut terhadap akibat buruk dari perbuatan jahat).
Nilai-nilai tersebut ternyata sejalan dengan ajaran agama lain, termasuk Islam, yang juga menekankan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Dialog ini memperlihatkan bahwa meskipun berbeda tradisi, semua agama memiliki visi yang sama: menjaga kelestarian alam sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Belajar Hidup Selaras dengan Alam
Para peserta juga mendalami ajaran Buddha tentang keselarasan manusia dengan alam semesta. Ajaran seperti Pratītyasamutpāda (saling ketergantungan segala hal) mengajarkan bahwa kerusakan alam akan berdampak pada seluruh kehidupan. Karena itu, setiap tindakan manusia, sekecil apa pun, memiliki konsekuensi terhadap keseimbangan lingkungan.
Selain berdiskusi, peserta juga diajak melakukan refleksi dan meditasi sederhana sebagai cara untuk menenangkan batin, menumbuhkan kesadaran diri, dan merasakan hubungan spiritual dengan alam. Dari kegiatan ini, muncul kesadaran bahwa menjaga lingkungan tidak hanya soal tindakan fisik, tetapi juga praktik spiritual yang berakar pada nilai moral dan empati terhadap sesama makhluk hidup.
Menumbuhkan Toleransi dan Kesadaran Ekologis
Kegiatan GUSDURian ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk belajar langsung tentang dialog antaragama dan kolaborasi lintas keyakinan dalam menghadapi isu lingkungan. Pesan yang dibawa sederhana namun mendalam: bumi adalah tanggung jawab bersama, dan menjaga alam adalah bentuk nyata dari spiritualitas yang hidup.
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari melalui kegiatan semacam ini terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi insan beriman yang terbuka, toleran, dan aktif membangun harmoni antara manusia, agama, dan alam.
